Hal itu harus terdiri dari isim Nakiroh dan kebanyakan
hal itu diakhirkan dari shohobul hal dan amilul hal.
Adapun kalimat isim yang menjadi shohibul hal adalah
- Fa’il (فاعل)
جَأَ زَيْدٌرَاكِبًا
Zaid datang dalam keadaan naik kendaraan
- Naibul fa’il (نائب الفعل)
تُؤْكَلُ اْلفَاكِهَةُ نَاصِجَةً
Buah dalam keadaan masak itu dimakan
- Mubtada’ (مبتدأ)
اَنْتَ مُجْتَهِدًا اَخِى
Kamu dalam keadaan giat adalah saudaraku
- Khobar (الخبر)
هَدَ الْهِلاَلُ طَالِعَا
Ini adalah bulan sabit dalam keadaan terbit
- Maf’ul bih (مفعول به)
لاَتَأْ كُلِ اْلفَاكِهَةَ فِجَّةً
Jangan makan buah yang dalam keadaan mentah
- Maf’ul mutlak (مفعول مطلق)
سِرْتُ سَيْرِي حَثِيْثًا
Saya berjalan dengan berjalan cepat
- Dhorof (ظرف)
صُمْتُ الشَّعْرُكَامِلاً
Saya berpuasa sebulan penuh
- Maf’ul ajlih (مفعول الأجله)
اِعْمَلِ الْخَيْرَ مُحَبَّةً الْخَيْرِ
مُحَبّرَدَةً عَنِ الرِّياَءِ
Kerjakanlah kebaikan sebab senang kebaikan dengan
terhindar dari perbuatan riya’
- Maf’ul ma’ah (مفعول معه)
لاَتَسْرِ وَالَّيْلِ دَاجِيًا
Jangan berjalan beserta malam dalam keadaan gelap
-
Hal itu kadang-kadang ada yang
mendahului صاحب الحال dan عامل الحال Seperti
كَيْفَ اِنْطَلَقَ
سَالِمٌ=
dalam keadaan bagaimanakah Salim pergi?
Atau mendahului صاحب الحال saja
مَرَرْتُ جَالِسَةً بِهِنْدٍ
Saya bertemu dengan Hindun dalam keadaan duduk.
-
Dan kadang-kadang hal itu juga
uang terdiri dari isim jamid yang ditakwil dengan mustak.
Kebenaran jelas dalam keadaan bersinar seperti matahari وَضَعَ الْحَقَّ شَمْسًا
Hal itu selain berupa مُفْرَدْ juga ada yang berupa :
- Jumlah ismiyah
اِنْطَلَقَ خَالِدٌ وَالشَّمْسُ
طَاِلعَةً
Kholid berangkat dalam keadaan bersamaan dengan
terbitnya matahari
- Jumlah fi’liyah
رَأَيْتُ مُحَمَّدًا يَقْرَأُ
اْلقُرْآنَ
Saya melihat Muhammad dalam keadaan sedang membaca Al
Qur’an
- Jer majrur
فَخَرَجَ عَلىَ قَوْمِهِ فِى
زِيْنَتِبِهِ
Maka keluarlah Qorun kepada kaumnya dalam keadaan berada
dalam kemegahan
- Dhorof
رَأَيْتُ الْهِلاَلَ بَيْنَ السَّحَابِ
Saya melihat bulan sabit dlam keadaan berada diantara
awan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar